Bagaimana sitokin membantu dalam diagnosis penyakit autoimun?
June 20 , 2024
Sitokin adalah polipeptida molekul kecil atau glikoprotein yang disekresikan oleh berbagai sel yang berperan penting dalam pengembangan, diferensiasi dan regulasi fungsional sel imun, dan jaringan autoregulasi sistem fungsi imun tubuh bergantung pada keseimbangan proinflamasi dan anti. -sitokin inflamasi.
1. Artritis idiopatik remaja sistemik
Artritis idiopatik remaja sistemik (SJIA) ditandai dengan demam lembek pada awal penyakit, dan lesi sendi dapat terjadi selama perjalanan penyakit. Aktivasi sistem imun bawaan yang tidak tepat dan sekresi sitokin proinflamasi yang berlebihan seperti interleukin IL-1, IL-6, dan IL-18 merupakan ciri imunologi utama pada tahap awal penyakit SJIA, dan tidak terdapat autoantibodi. SJIA cenderung dipersulit oleh sindrom aktivasi makrofag (MAS), yang dapat mengancam jiwa.
2. Asma bronkial ringan
Dalam evaluasi asma ringan, sitokin digunakan sebagai item diagnostik tambahan untuk mempelajari hubungan antara patogenesis asma dan sitokin, yang akan menjadi arah penelitian baru pada tahap berikutnya, dan juga memiliki signifikansi klinis tertentu untuk konstruksi disiplin serta diagnosis dan pengobatan klinis. .
3. radang sendi
Artritis reumatoid (RA) adalah penyakit autoimun umum di mana sistem kekebalan salah mengira jaringan sendinya sendiri sebagai benda asing, sehingga menyebabkan sel kekebalan menyerang jaringan sendi dan memicu respons peradangan.
4. psoriasis
Psoriasis adalah penyakit kulit inflamasi kronis dengan etiologi multifaktorial, termasuk kecenderungan genetik, pemicu lingkungan, dan disfungsi TNF-α, sel dendritik, dan sel T. Studi ini menemukan bahwa kadar IL-12 dan IL-23 meningkat pada kulit dengan psoriasis lesi dibandingkan dengan kulit sehat dan non-lesional. Bukti lebih lanjut menunjukkan bahwa kerentanan psoriasis berhubungan dengan IL-12.
5. Penyakit radang usus
Penyakit radang usus (IBD) termasuk penyakit Crohn dan kolitis ulserativa. Patogenesis IBD berhubungan dengan disfungsi respon imun mukosa, dengan adanya gangguan keseimbangan sitokin pro inflamasi seperti TNF-α, IL-1β, IL-8, dan IL-17a, yaitu sitokin anti inflamasi. IL-4, dan sitokin imunomodulator IL-10.
Penelitian telah menunjukkan bahwa semakin parah penyakitnya, semakin tinggi kadar IL-6 dan TNF-α serum, dan tingkat keparahan penyakit berbanding lurus dengan kadar IL-6 dan TNF-α serum pasien.
Waktu dan populasi pengujian yang disarankan:
Pasien dengan demam berulang dan demam yang perlu diperiksa: rheumatoid arthritis, asma, dll.
Waktu pemantauan yang disarankan: Menilai status infeksi, status kekebalan, dan tingkat keparahan penyakit pasien yang baru didiagnosis: tes satu kali sebelum dan sesudah pengobatan pada pasien baru; Diuji setiap 3 hari pada fase akut; Dianjurkan untuk melakukan tes 7 hari sekali setelah obat yang lebih baik; Pantau 1-2 kali sebulan setelah stabilisasi.