Hari Prematuritas Sedunia: Tes Preeklamsia untuk Penilaian Risiko Kelahiran Prematur Dini
1.Pendahuluan: Ancaman Tersembunyi Preeklamsia
Tanggal 17 November diperingati sebagai Hari Prematuritas Sedunia, sebuah upaya global untuk meningkatkan kesadaran akan tantangan kelahiran prematur. Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 15 juta bayi lahir prematur di seluruh dunia setiap tahunnya, dan hampir 1 juta di antaranya meninggal karena komplikasi terkait kelahiran prematur. Salah satu faktor pendorong utama kelahiran prematur yang diindikasikan secara medis adalah preeklamsia, suatu gangguan multisistem serius yang unik pada kehamilan.
Preeklamsia ditandai terutama oleh hipertensi baru (≥140/90 mmHg) dan proteinuria setelah 20 minggu kehamilan. Kondisi ini dapat menyebabkan insufisiensi plasenta dan hambatan pertumbuhan janin, sehingga memicu kelahiran prematur (persalinan sebelum 37 minggu kehamilan). Mekanisme inti preeklamsia melibatkan ketidakseimbangan angiogenesis plasenta, dengan perubahan abnormal pada sFlt-1 dan PIGF yang berfungsi sebagai sinyal peringatan dini utama.
2.sFlt-1 dan PIGF: "Indikator Peringatan Dini Biologis" untuk Risiko Kelahiran Prematur
●
Kinase tirosin mirip fms yang larut-1 (sFlt-1):
Sebagai faktor antiangiogenik, sekresi berlebihannya menghambat aktivitas PIGF dan VEGF, yang menyebabkan iskemia dan hipoksia plasenta, yang dapat memicu kelahiran prematur.
●
Faktor Pertumbuhan Plasenta
(PIGF):
Faktor pro-angiogenik; penurunan kadar mencerminkan gangguan fungsi plasenta dan berkorelasi positif dengan risiko kelahiran prematur.
●
Menafsirkan Rasio sFlt-1/PIGF:
Indikator Utama untuk Stratifikasi Risiko
Rasio ≤ 38:
Nilai prediktif negatif sebesar 99,3% dapat menyingkirkan kemungkinan timbulnya PE dalam waktu satu minggu, membantu menghindari intervensi yang tidak diperlukan.
Rasio > 38:
Menunjukkan peningkatan risiko PE secara signifikan dalam kurun waktu empat minggu, sehingga memerlukan pemantauan intensif.
Rasio > 10:
Risiko PE dini meningkat lima kali lipat, sehingga memerlukan kewaspadaan terhadap hasil yang tidak diharapkan, seperti hambatan pertumbuhan janin.
3. Signifikansi Klinis : Pemantauan Dinamis
Pasien dengan rasio tinggi pada pertengahan hingga akhir trimester memerlukan interval lebih pendek antara pemeriksaan prenatal dan peningkatan tekanan darah serta pemantauan janin.
● Trimester Pertama (11-13+6 minggu): PIGF dikombinasikan dengan faktor ibu (seperti usia, BMI) memprediksi risiko PE, memandu intervensi dini.
● Trimester Pertengahan hingga Akhir (14-34+6 minggu): Pemantauan dinamis rasio sFlt-1/PIGF memungkinkan prediksi jangka pendek PE dini dan penilaian tingkat keparahan penyakit.
● Pasien yang Didiagnosis dengan PE: Perubahan rasio dapat memprediksi hasil kehamilan yang merugikan dan memandu waktu persalinan.
Realisasi nilai pengujian ini bergantung pada dukungan teknologi transfer energi resonansi chemiluminescence (CL) (CRET) dan
penganalisa imunoasai kemiluminesensi.
Kit Uji Faktor Pertumbuhan Plasenta (PIGF) dan Tirosin Kinase-1 Larut fms (sFlt-1) (Imunoassay Kemiluminesensi Homogen) adalah imunoassay kemiluminesensi dua situs ("sandwich") yang berbasis teknologi Transfer Energi Resonansi Kemiluminesensi (CRET). Alat ini dapat secara akurat menangkap perubahan kecil pada biomarker ini dalam darah melalui reaksi antigen-antibodi yang sangat spesifik, sehingga menghasilkan data yang andal untuk pengambilan keputusan klinis. Untuk memudahkan interpretasi klinis, rasio sFlt-1/PlGF dihitung secara otomatis dari satu sampel.
Keunggulan Utama (dibandingkan ELISA Tradisional):
● Kecepatan Luar Biasa: Mengurangi waktu deteksi dari 3 jam menjadi hanya 5 menit.
● Kesederhanaan Operasional: Format pengujian yang homogen menghilangkan kebutuhan akan langkah pencucian dan pemisahan yang rumit.